BAB III
PRAKTIKUM REAKSI
PENGENALAN KATION GOLONGAN II
I.
TUJUAN
a. Mahasiswa
mengenal reaksi-reaksi identifikasi kation golongan II zat anorganik.
b. Mahasiswa
dapat menjelaskan perubahan-perubahan yang terjadi dalam setiap reaksi
identifikasi kation golongan II.
c. Mahasiswa
dapat menuliskan persamaan-persamaan reaksi yang terjadi.
II.
DASAR
TEORI
Dua langkah utama dalam analisis
adalah identifikasi dan estimasi komponenkomponen suatu senyawa. Langkah
identifikasi dikenal sebagai analisis kualitatif, sedangkan langkah
estimasinya adalah langkah kuantitatif. Analisis kualitatif
dapat dikatakan lebih sederhana, sedangkan analisis kuantitatif agak lebih
rumit. Analisis kualitatif bertujuan mengidentifikasi penyusun-penyusun
suatu zat, campuran-campuran zat, atau larutan-larutan yang biasanya rseni-unsur
penyusunnya bergabung antara yang satu dengan yang lain. Sedangkan
analisis kuantitatif bertujuan untuk menentukan banyaknya penyusun-penyusun
suatu zat atau persenyawaan. Biasanya identifikasi zat dilakukan dengan
penambahan zat lain yang susunannya telah diketahui, sehingga terjadi
perubahan (reaksi kimia). Zat yang susunannya telah diketahui dan yang
menyebabkan terjadinya reaksi disebut pereaksi (reagen).Dalam analisis
kualitatif sistematis, kation-kation diklasifikasikan dalam lima golongan,
berdasarkan sifat-sifat kation itu terdapat beberapa reagensia. Reagensia yang
umum dipakai diantaranya : asam klorida, Hidrogen rsenic, Amonium rsenic, dan
Amonium karbonat. Klasifikasi kation berdasarkan atas apakah suatu kation
bereaksi dengan reagensia, reagensia ini dengan membentuk endapan atau tidak
boleh dikatakan bahwa klasifikasi kation yang paling umum didasarkan atas
perbedaan kelarutan dari klorida, rsenic, dan karbonat dari kation tersebut.
Analisis
kualitatif dapat dilakukan dengan dua macam cara, yaitu reaksi kering dan
reaksi basah. Cara kering biasanya digunakan pada zat padat, sedangkan cara
basah digunakan pada zat cair (larutan) yang kebanyakan menggunakan
pelarut air. Cara kering hanya menyediakan informasi yang diperlukan dan
informasi tersebut bersifat jangka pendek. Sedangkan cara basah dapat
digunakan untuk analisis makro, sem imakro, dan mikro sehingga banyak keuntungan
yang didapat, misalnya reaksi terjadi dengan cepat dan mudah dikerjakan.
Perubahan yang terjadi pada cara basah adalah terjadinya endapan,
perubahan warna larutan, dan timbulnya gas.
Penambahan
suatu elektrolit yang mengandung ion sejenis ke dalam larutan jenuh suatu
garam akan menurunkan kelarutan garam tersebut karena konsentrasi
ion bertambah dan kesetimbangan bergeser rsenic pembentukan
garamnya. Untuk mempermudah dalam reaksi identifikasi kation-anion, maka
digunakan metode analisis kualitatif
sistematik.metode ini merupakan pengklasifikasian kation-kation ke dalam 5
golongan. Penggolongan kation-kation ini didasarkan pada produk hasil
reaksi dengan suatu reagensia. Reagen yang umum digunakan adalah HCl, H2S,
(NH4)2S, (NH4)2CO3. Kation biasanya bereaksi dengan reagen tertentu yang
ditandai dengan terbentuknya endapan atau tdak. Jadi, bisa dikatakan bahwa
klasifikasi kation yang paling umum didasarkan atas perbedaan kelarutan
dari klorida, rsenic dan karbonat dari kation tersebut.
Kation Golongan II
Kation
golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida, tetapi membentuk endapan
dengan arsenic arsenic dalam suasana asam mineral encer. Ion-ion golongan ini
adalah merkurium(II),
tembaga, arsenic(III), arsenic(V), stibium(III), stibium(V), timah(II),
timah(III), dan timah(IV).
Reagensia golongan :
rsenic rsenic ( gas atau larutan jenuh )
Reaksi golongan : endapan dengan berbagai warna
: merkurium(II), rsenic, HgS(hitam), timbel(II) Sulfida, PbS(hitam),
Tembaga(II), CuS(hitam), Kadmium rsenic, CdS(kuning), rsenic(III) rsenic, Bi2S3(coklat),
Arsenik(III)rsenic, As2S3(kuning), rsenic(V) rsenic(kuning),
stibium(III).
Kation
golongan II dibagi menjadi dua bagian sub golongan, yaitu sub golongan tembaga
dan sub golonngan arsenic. Dasar pembagian ini adalah kelarutan endapan sulfide
dalam ammonium polysulfide. Sementara sulfide dari sub golongan tembaga tak
larut dalam reagensia ini, sulfide dari sub golongan arsenic melarut dengan
membentuk garam tio.
Sub
golongan tembaga terdiri dari merkurium(II), timbel (II), bismuth(III),
tembaga(II) dan cadmium(II). Meskipun bagian terbesar ion timbel(II) diendapkan
dengan asam klorida encer bersama ion-ion lain dalam kation golongan I,
pengendapan ini agak kurang sempurna disebabkan oleh kelarutan
timbel(II)klorida yang relative tinggi. Kloroda, nitrat dan sulfat dari kation
kation sub golongan tembaga, sangat mudah larut dalam air. Sulfide, hidroksi
dan karbonatnya tak larut. Beberapa kation dari sub golongan tembaga (
merkurium (II), tembaga(II) dan cadmium(II) cenderung membentuk kompleks
(ammonia, ion sianida dst).
Sub
golongan arsenic terdiri dari ion arsenic (III), arsenic (V), stimbium (III),
stimbium (V), timah (II) dan timah (IV). Ion-ion ini mempunyai sifat amfoter,
oksidanya membentuk garam baik dengan asam manapun dengan basa. Jadi arsenic
(III) oksida dapat larut dalam asam klorida (6M) dan terbentuk kation arsenic
(III) :
As2O3 + 6HCl → 2As3+ + 6Cl−
+ 3H2O
Disamping itu rsenic(III) oksida
larut pula dalam natrium hidroksida(2M) yang membentuk ion arsenic :
As2O3 + 6OH−
→ 2AsO33− + 3H2O
III.
PROSEDDUR
KERJA
1.
Alat
:
a. Tabung
reaksi
b. Rak
tabung reaksi
c. Corong
d. Kertas
saring
e. Pipet
tetes
f. Pemanas
spirtus
g. Penjepit
tabung reaksi
h. Kaca
arloji
i.
Gelas kimia
j.
Pembersih tabung reaksi
k. Spatula
2.
Bahan :
a. Bi(NO3)3
b. KI
c. NH3
d. NaOH
e. Hg(NO3)2
f. CdSO4
g. CuSO4
h. Aquades
3.
Rangkaian
alat :
Gambar
III.1 Tabung Reaksi Gambar
III.2 Rak Tabung Reaksi
Gambar III.3 Corong Gambar
III.4 Kertas Saring
Gambar III.5 Pipet
Tetes Gambar III.6
Pemanas Spiritus
Gambar III.7 Penjepit
Tabung Reaksi Gambar III.8 Kaca Arloji
Gambar III.9 Gelas
Kimia Gambar III.10
Pembersih Tabung Reaksi
Gambar III.11 Spatula
4.
Skema
kerja :
BISMUTH
(Bi3+)
A.
B.
C.
MERKURI (Hg2+)
A.
B.
C.
KADMIUM (Cd2+)
A.
B.
TEMBAGA (Cu2+)
A.
B.
C.
IV.
HASIL
PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
1. HASIL PENGAMATAN
Table IV.1 tabel hasil pengamatan
Cara
Kerja
|
Pengamatan
|
Kation
Golongan II
|
|
Bismuth
(Bi3+)
|
|
1.
Lar. Bi(NO3)3
+ lar.KI bertetes-tetes. Endapan yang terbentuk dibagi dua :
|
Endapan Hitam
|
a.
Endapan + lar. KI
berlebihan.
|
endapan hitam à
kuning
|
b.
Endapan + air, lalu
dipanaskan.
|
Pada tabung reaksi (dari atas) warna
hitam, pink gelap, endapan jingga gelap
|
2.
Lar. Bi(NO3)3
+ lar. NaOH bertetes-tetes lalu dilanjutkan sampai berlebihan.
|
Endapan putih à
semakin banyak
|
3.
Lar. Bi(NO3)3
+ lar. NH3 bertetes-tetes lalu dilanjutkan sampai berlebihan.
|
Endapan putih à
tetap
|
MERKURI
(Hg2+)
|
|
1.
Lar. Hg(NO3)3
+ lar. KI bertetes-tetes lalu dilanjutkan sampai berlebihan.
|
Endapan jingga à
endapan tidak tampak lagi
|
2.
Lar. Hg(NO3)3
+ lar. NaOH bertetes-tetes lalu dilanjutkan sampai berlebihan.
|
Endapan agak jingga à
tetap
|
3.
Lar. Hg(NO3)3
+ lar. NH3
|
Endapan putih
|
KADMIUM
(Cd2+)
|
|
1.
Lar. CdSO4 +
lar. NaOH bertetes-tetes lalu dilanjutkan sampai berlebihan.
|
Endapan putih à
tetap / bertambah
|
2.
Lar. CdSO4
+ lar. NH3 bertetes-tetes
|
Endapan putih à
berkurang
|
TEMBAGA
(Cu2+)
|
|
1.
Lar. CuSO4
+ lar. NaOH bertetes-tetes lalu dilanjutkan sampai berlebihan.
|
Endapan biru
|
2.
Lar. CuSO4
+ lar. NH3 bertetes-tetes lalu dilanjutkan sampai berlebihan.
|
Endapan biru
|
3.
Lar. CuSO4
+ lar. KI
|
Endapan coklat
|
2. PEMBAHASAN
Dari
percobaan praktikum reaksi pengenalan kation golongan II, didapatkan hasil
sebagai berikut :
Bismuth
(Bi3+)
a. Dengan
mereaksikan larutan Bi(NO3)3 dan larutan KI bertetes tetes, menghasilkan
larutan merah bata dan endapan berwarna hitam, yang kemudian diambil dan dibagi
menjadi dua.
Pada endapan
yang pertama dilarutkan dengan larutan KI berlebih sehingga endapan tetap
berwarna hitam tapi larutannya yang pada mulanya berwarna merah bata berubah
menjadi larutan yang berwarna kuning.
Pada endapan
yang kedua dilakukan pelarutan dengan air sehingga menghasilkan larutan
berwarna kuning lalu dipanaskan, yang hasilnya terdapat warna hitam pada tabung
reaksi bagian atas, warna pink tua dibawahnya, larutan yang dipanaskan semakin
panas semakin berwarna jingga gelap.
b. Dengan
mereaksikan larutan Bi(NO3)3 dengan lerutan NaOH bertetes tetes mengasilkan
endapan berwarna putih yang kemudian ditambah larutan NaOH hingga berlebihan
mennghasilkan endapan putih yang semakin banyak.
c. Dengan
mereaksikan larutan Bi(NO3)3 dengan larutan NH3 menghasilkan endapan berwarna
putih, kemudian diberikan larutan NH3 namun tidak terjadi perubahan yang
berarti pada endapan tersebut.
Merkuri
(Hg2+)
a. Pada
larutan Hg(NO3)2 direaksikan dengan larutan KI bertetes-tetes menghailkan
endapan berwarna jingga yang kemudian diberikan larutan KI lagi secara berlebih
hingga tidak ada endapan yang tampak.
b. Pada
larutan Hg(NO3)2 direaksikan dengan larutan NaOH bertetes-tetes menghasilkan
endapan yang berwarna sedikit jingga yang kemudian setelah diberikan larutan
NaOH lagi hingga berlebih menghasilkan endapan yang tetap berwarna agak jingga.
c. Pada larutanHg(NO3)2 direaksikan dengan larutan
NH3 menghasilkan endapan berwarna putih.
Cadmium
(Cd2+)
a. Larutan
CdSO4 direaksikan dengan larutan NaOH bertetes-tetes menghasilkan endapan
berwarna putih, kemudian ditambahkan larutan NaOH hingga berlebih tetapi
hasilnya endapan tetap berwarna putih.
b. Larutan
CdSO4 direaksikan larutan NH3 bertetes-tetes sehingga menghasilkan endapan
berwarna putih yang apa bila dilanjutkan pemberian tetesannya endapan berwarna
putih yang telah terjadi akan semakin berkurang.
Tembaga
(Cu2+)
a. Terhadap
larutan CuSO4 direaksikan dengan larutan NaOH bertetes-tetes hingga berlebih menghasilkan
endapan berwarna biru.
b. Terhadap
larutan CuSO4 direaksikan dengan larutan NH3 bertetes-tetes hingga berlebih
menghasilkan endapan berwarna biru.
c. Terhadap
larutan CuSO4 direaksikan larutan KI menghasilkan endapan berwarna coklat.
V.
SIMPULAN
DAN SARAN
1.
SIMPULAN
a. Kation golongan ini tidak bereaksi
dengan asam klorida, tetapi membentuk endapan dengan rsenic rsenic dalam
suasana asam mineral encer. Ion-ion golongan ini adalah merkurium(II), tembaga, arsenic, arsenic, arsenic(III),
arsenic(V), stibium(III), stibium(V), timah(II), timah(III), dan timah(IV). Kation
golongan II dibagi menjadi dua bagian sub golongan. Sub golongan tembaga
terdiri dari merkurium(II), timbel (II), bismuth(III), tembaga(II) dan
cadmium(II). Sub golongan arsenic terdiri dari ion arsenic (III), arsenic (V),
stimbium (III), stimbium (V), timah (II) dan timah (IV).
2.
SARAN
a. Amati
segala perubahan yang terjadi.
b. Catat
segala perubahan yang berarti yang terjadi.
c. Fotolah
setiap perubahan yang terjadi dan simpan dengan benar.
DAFTAR PUSTAKA
Luhbandjono,
G, dkk. Semarang. Kimia Dasar II :
Jurusan FMIPA UNNES. Halaman 21
Vogel. 1990. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. bagian
I. PT. Kalman Media Pausaka. Jakarta
Tim
dosen praktikum kimia analisa. 2010. Buku
Petunjuk Praktikum Kimia Analisa. Teknik Kimia. FT UNNES Semarang.
keep posting yah...
BalasHapussangat bagus
BalasHapus